Sering saya mendengar cerita-cerita teman saya, yang kebanyakan sudah berumah tangga ketika saatnya gajian, hal yang mereka pikirkan adalah cicilan satu, cicilan dua, dan seterusnya. Sehingga tak jarang mereka kewalahan sendiri untuk mengatur keuangan. Hutang adalah salah satu dosa yang tidak akan terampuni walau mati syahid. Saya pribadi lebih memilih untuk mengumpulkan uang daripada berhutang. Bukan berarti hutang itu dilarang, hanya saja memang harus ada hal-hal yang harus dipikirkan ketika hendak berhutang. Yang akan saya sampaikan di postingan kali ini hanyalah pikiran sok tau saya aja lho ya… ššš
1. Tujuan berhutang
Lagi-lagi saya ingatkan, mulailah belajar apakah yang hendak kita beli itu sebuah kebutuhan atau keinginan. Ketika sudah di tahap kebutuhan, maka yang harus dipikirkan lagi adalah tingkat kebutuhannya. Apa benar dibutuhkan sekarang juga, atau bisa ditunda.
2. Hitung ulang biaya bulanan
Ini hal yang nggak kalah pentingnya yang kudu wajib dipikirkan, hitung ulang lagi biaya bulanan. Apakah penghasilan kita, setelah mebayar cicilan hutang, masih bisa memenuhi kebutuhan rutin. Jangan sampai karena menyicil hutang makannya jadi dua hari sekali. Itu namanya nyiksa diri gan. š š š
3. Batasi nilai cicilan
Nah, setelah hitung ulang biaya rutin maka harus tahu batas kesanggupan nilai cicilan yang bisa kita bayar. Saran saya jangan batas maksimal cicilan adalah 20%, agar kebutuhan tetap terpenuhi dan masih bisa menyisihkan uang untuk menabung ataupun investasi.
4. Lamanya waktu berhutang
Jangan kelamaan atau bahkan berlarut-larut berhutang, karena kita nggak akan pernah tau umur kita sampai mana. Ketika ada kelebihan rejeki, maka bayarlah hutang tersebut agar bisa lunas.
5. Total hutang harus lebih kecil daripada aset yang dipunya
Selain menghitung biaya rutin, kita harus tau nilai aset yang kita punya. Jangan sampai total hutang kita lebih banyak daripada aset yang kita punya. Hal ini bisa menjadi antisipasi apabila kita tidak bisa memenuhi kewajiban untuk bayar cicilan hutang. Masih ada aset atau harta yang kita punya.
saya pernah berhutang beberapa puluh juta di bank, karena nama saya digunakan oleh orang lain di kantor, jadinya saya yang mengangsur. Cicilannya 80% dari gaji saya.
Setelah berjalan beberapa bulan, yang pinjam itu menghilang
šØšØšØ
Tidak dilaporkan?
Kebayang pusing ngatur uangnya…
Semoga segera diselesaikan masalahnya ya…
Dan usaha untuk menyelesaikannya menjadi wasilah kebaikan,penghapus dosa serta digantikan dengan rezeki yang melimpah….
3 bulan lalu sudah saya selesaikan dan lunas.
Tapi Orang yang berhutang sampai detik ini belum pernah bertemu, bahkan saudara nya pun tak tahu keberadaannya. Atau entah hanya menutupi
Semoga segera ditemukan dan dapat bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan…
Wah berdoa yang banyak ini. Insyaa Allah doa orang terzolimi cepat diijabah Allah.
Aamiin Ya Allah….
Andai semua orang paham bahaya utang. Saya pernah punya teman berutang nggak banyak. Ga sampai 3 juta. Dia berutang sejak 2007 sampai sekarang belum dikembalikan. Berutang sejak single sampai sekarang punya anak 3 sudah besar-besar.
Saya pernah dengar ada ustadz yang bilang kalau ada orang berutang dan tidak ada itikad atau akhlak baik dalam bermuamalah soal tersebut, maka kita dibolehkan memberi tahu yang lainnya ttg orang yg berutang tsb. Agar mudaratnya nggak nambah besar. Wallahu’alam.
Saya jadi agak trauma juga. Makanya soal muamalah ini mestinya jadi perhatian serius ummat islam
Sepakatttttt