Senyuman adalah salah satu ibadah yang sangat mudah. Tapi bukan berarti semua orang bisa melakukannya. Terutama di depan orang yang tidak kita sukai. Bisa karena kita tidak suka dengan sikapnya maupun pernah dikecewakan. Saya termasuk yang sulit menyembunyikan ekspresi wajah. Ketika sudah merasa tidak nyaman dengan keadaan maupun seseorang, senyuman akan perlahan sirna dari wajah. Karena tau kalo wajah udah jelek banget kalo nggak senyum, ujung-ujungnya memilih menghindar dan pergi daripada menjadi masalah.
Dulu saya berpikir, mendingan memperlihatkan ekspresi nggak suka sekalian daripada jadi orang “Munafik” yang di depan pasang muka manis, tapi di belakang membicarakan kejelekannya.
Well, akhir-akhir ini saya menyadari keduanya salah. Ada ibadah dibalik senyuman. Mungkin dengan senyuman itu akan membawa keberkahan buat kita sendiri. Minimal, ketika kita tersenyum kepada seseorang yang tidak kita suka, kita bisa mengalahkan ego diri sendiri dan menggantinya dengan ibadah. Hal seperti ini tentu tidak mudah bagi yang tidak terbiasa seperti saya, perlu latihan.
Jika senyumanmu belum bisa tulus, teruslah tersenyum. Latihan di depan kaca, paling disangka kurang waras 😅😆😄. Bukankah ibadah memang harus dipaksa awalnya? Lebih baik memaksakan diri daripada tidak mencobanya sama sekali.
Selamat belajar.
😊😊😊