Ada Ibadah Dibalik Senyuman

Senyuman adalah salah satu ibadah yang sangat mudah. Tapi bukan berarti semua orang bisa melakukannya. Terutama di depan orang yang tidak kita sukai. Bisa karena kita tidak suka dengan sikapnya maupun pernah dikecewakan. Saya termasuk yang sulit menyembunyikan ekspresi wajah. Ketika sudah merasa tidak nyaman dengan keadaan maupun seseorang, senyuman akan perlahan sirna dari wajah. Karena tau kalo wajah udah jelek banget kalo nggak senyum, ujung-ujungnya memilih menghindar dan pergi daripada menjadi masalah.

Dulu saya berpikir, mendingan memperlihatkan ekspresi nggak suka sekalian daripada jadi orang “Munafik” yang di depan pasang muka manis, tapi di belakang membicarakan kejelekannya.

Well, akhir-akhir ini saya menyadari keduanya salah. Ada ibadah dibalik senyuman. Mungkin dengan senyuman itu akan membawa keberkahan buat kita sendiri. Minimal, ketika kita tersenyum kepada seseorang yang tidak kita suka, kita bisa mengalahkan ego diri sendiri dan menggantinya dengan ibadah. Hal seperti ini tentu tidak mudah bagi yang tidak terbiasa seperti saya, perlu latihan.

Jika senyumanmu belum bisa tulus, teruslah tersenyum. Latihan di depan kaca, paling disangka kurang waras 😅😆😄. Bukankah ibadah memang harus dipaksa awalnya? Lebih baik memaksakan diri daripada tidak mencobanya sama sekali.

Selamat belajar.

😊😊😊

Review K-Drama: Memories of The Alhambra

Dari awal pas tau castingnya adalah Park Shin Hye dan Hyunbin, udah exited banget pengen nonton nih drama. Secara memang suka pake banget sama dua-duanya. Tapi rada-rada insecure pas tau Writernim-nya sama kayak drama “W”. Kenapa? Karena akupun menonton “W” hanya sampai episode 4, bosen dengan jalan cerita yang super duper membingungkan. Okeh, pada akhirnya aku mengikuti nih drama dari episode 1 hingga terakhir.

Lanjutkan membaca “Review K-Drama: Memories of The Alhambra”

Bukan Foto “10 Years Challenge”

Sekarang-sekarang, lagi jamannya banget pamer foto #10yearschallenge . Ada yang termasuk ikutan? Yang ikutan, saya secara pribadi himbau yang dulunya belum berhijab, jangan diumbar lagi auratnya. Pasti pas memutuskan berhijab, sudah mengerti hukum berhijab.

Balik lagi ke cerita 10 Years Challenge, awalnya saya mau ikutan. Bukalah Facebook dan ke lini masa 10 tahun yang lalu. Jreng jreng jreng… bukan foto yang menarik perhatian saya, tapi status-status yang cukup sering saya posting dibumbui dengan ke-alay-an 🙈🙈🙈. Oh My God, beginikah aku dulu??? Sampe malu sendiri coi bacanya 😂😂😂.

Bercermin dari masa lalu, yang paling terpampang jelas adalah kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat. Menyesal? Saya bukan tipe mencaci maki diri sendiri apalagi masa lalu, hanya menjadi pengingat bahwa diri banyak melakukan kesalahan dan dosa, dan jangan sampai di masa depan terulang kembali.

Mengingat 10 tahun yang lalu, cukup banyak perubahan yang terjadi, dan yang paling terlihat adalah berat badan 😅😆😂. Well, salah satu tugas dan resolusi yang selalu tertunda 5 tahun belakangan ini adalah diet. Selalu putus dijalan, mungkin tekad saya yang kurang kuat.

Terus, foto 10 Years Challenge nya mana? Jujur, minat saya buat posting sudah sirna, makanya saya judulin Bukan Foto 10 Years Challenge 😅😆😄.

Sarapan Bubur Samarinda Hj Ramlah

Buat temen-temen yang suka lupa sarapan sebelum berangkat ke kantor atau sekolah. Yang kantor, sekolah atau rumahnya sekitar Ringroad, Hj Ramlah mungkin bisa jadi referensi untuk sarapan. Seingat saya selama beberapa kali beli sarapan tempat ini tidak pernah sepi pelanggan.

Menu yang disediakan juga beragam ada nasi kuning, lontong sayur, buras, nasi campur, soto banjar dan bubur samarinda. Hargapun cukup terjangkau, paling mahal lauk pakai daging atau ikan tertentu seperti tenggiri atau kakap Rp 18.000. Menu favorit saya adalah bubur samarinda, yang harganya hanya Rp 10.000 saja (di Balikapapan ini termasuk murah lho ya).

InsyaAllah halal, karena yang jualan adalah Hj Ramla 😆😆😂😂. Menurut saya, hanya ada 2 makanan di dunia ini selama itu halal, enak dan enak banget 😂😂 😅. Dan Hj Ramla ini termasuk yang ENAK BANGET. Letak lokasi Hj Ramla sejajaran dengan Rumah Zakat Balikpapan, pas sebelah percetakan Insani (saya nggak hafal nama panjang percetakannya).

Jangan lupa sarapan, karena terus-terusan pura-pura bahagia butuh energi yang banyak. Kenapa pura-pura? Biar nantinya lupa kalo lagi pura-pura 😎😆😅.

Berdamai Dengan Masa Lalu dan Diri Sendiri

Saya teringat ketika mengikuti sebuah kajian pranikah oleh Pak Cahyadi. Ia bercerita ada seorang duda (cerai menunggal) yang akhirnya menikah dengan wanita yang ia pilih. Ada kejadian di luar dugaan, setelah menikah sang suami sangat sering memukul sang istri. Padahal mereka menikah atas kehendak sendiri dan atas dasar cinta. Dilihat dari pernikahannya pertama, tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga. Setelah ditelusuri, ternyata sang suami belun bisa berdamai dengan masa lalunya. Ketika ia masih kecil, ia mempunyai ibu tiri persis seperti di sinetron, ibu tirinya sering “menyiksa”. Kejadian itu sebenarnya sudah sangat lama, mungkin lebih dari 20 tahun.

Ustad mengingatkan dan mewanti-wanti, PeeR yang harus diselesaikan sebelum menikah adalah berdamai dengan masa lalu dan diri sendiri. Terima apa yang sudah terjadi dan bilanglah pada diri sendiri kalau itu semua sudah dimaafkan. Jika sulit, minta bantuan Psikolog untuk trauma healing. Apa tandanya jika sudah berdamai dengan masa lalu dan diri sendiri? Ketika kamu mengingat hal itu, bukan lagi perasaan marah maupun sedih yang muncul. Kamu akan tersenyum jika mengingatnya. Yakinlah, hal yang sudah terlewati, akan membuatmu menjadi manusia yang lebih kuat.

Ketika Berada di Titik Kemalasan Maksimal

Pernah merasakan dimana ketika berada di titik kemalasan maksimal?Dimana kamu malas ngapa-ngapain karena jenuh dengan rutinitas yang itu-itu aja. Saya sering seperti itu 😅😂😬. Dan menurut saya sih wajar-wajar aja. Tapi apakah kita akan terjebak dengan kemalasan itu, atau memilih keluar dari kemalasan itu. Salah satu yang saya sadari ketika malas melanda adalah, ketika saya meneruskan kemalasan saya, akan ada pekerjaan yang menumpuk menanti dan akan merusak waktu yang harusnya bisa dipakai untuk bersantai. Semalas-malasnya, kudu ada target minimal yang harus dikejar. Diibaratkan jika lomba lari, jangan berhenti, harus terus bergerak walaupun ‘ngesot’. Karena berhenti sama saja dengan menyerah.

Apa kamu mau menyerah dengan mimpi-mimpimu?

6 Hal yang Dapat Merubah Hidupmu

Entah kenapa menjadi sebuah kebiasaan dimanapun berada, pasti hampir selalu tangan memegang smartphone dan melihat-lihat. Kalau saya ketika membuka smartphone, langsung otomatis jari mengarah ke aplikasi Instagram. Semacam “kecanduan” menurut saya. Ditambah dengan sifat narsis tak berujung, ada yang bagus dikit poto, sebelum makan poto, bahkan ada beberapa yang mau ibadah poto (yang ini hati-hati lho ya, khawatir ada sifat riya didalamnya). Sadar atau tidak sadar, itu membuat kita menjadi tidak produktif. Hayooo… Masa tahun 2019 masih tidak produktif?

Tenang, tenang, tenang, saya bukan negur kalian yang baca kok. Saya mah lagi negur diri sendiri. Yang sumpah, kerasa banget kayak hidup tidak produktif. Dan gadget adalah salah satu faktor yang membuat diri menjadi tidak produktif. Tidak semua konten di gadget membuat tidak produktif kok.

Salah satu gambar yang saya temukan di Instagram memberi beberapa tips agar merubah hidupmu lebih baik. Apa aja tuh? Cekidot…

Sumber foto klik disini
Sumber foto klik disini

1. Berhenti mengeluh, dan mensyukuri satu hal setiap hari

Yess, karena masih banyak hal yang patut kita syukuri. Tidak perlu hal besar, bisa dimulai dari hal yang kecil. Misalnya masih bisa melihat senyuman orang yang kita sayangi.

2. Olahraga

Pengalaman pribadi, saya lebih bisa produktif ketika saya merutinkan olahraga. Langsing urusan belakangan, itu hanya bonus. Buat badan jadi lebih sehat, itu yang utama. Badan tidak gampang sakit dan membuat kita lebih bersemangat.

3. Mengurangi interaksi dengan orang-orang yang menyerap energi kehidupanmu

Mulailah belajar untuk berkata tidak, jika kamu merasa hal itu akan menggangu kehidupanmu. Jangan biarkan orang lain menggangu kehidupanmu. Kamulah yang punya hak untuk mengatur kehidupanmu. Entah kenapa saya merasa kata “bodo amat”, sangat berguna di beberapa kesempatan.

4. Batasi waktu dengan gadget

Yess ini bahasan di awal. Batasi waktu dengan gadget. Mulailah belajar untuk memberi batasan. Memang susah untuk jaman sekarang, lakukanlah dengan perlahan tapi tetap konsisten.

5. Pelajari 1 hal dengan tekun

Kalo pengen 4 hal sekaligus gimana? Boleg aja, asal dilakukan dengan tekun dan menyesuaikan dengan kemampuan. Istilahnya, satu aja belum ada kok mau nambah lebih

6. Biasakan diri dengan kesepian

Untuk yang beragama muslim seperti saya, hal yang keenam ini bisa kita lakukan ketika melaksanakan sholat. Berusahalah untuk tetap pada kekhusyuk-an. Bahkan menurut saya, memperbaiki sholat adalah hal yang menjadi prioritas utama ketika ingin menjadi diri yang produktif.

Buat Apa Berjilbab?

Saya teringat pernah melihat sebuah majalah yang cover bukunya itu jika dilihat sekilas, seperti gambar perempuan berkerudung putih yang sedang terpejam sambil tersenyum. Tapi ternyata ketika saya ambil majalah tersebut, ada lipatan di bagian atas, dan ketika saya buka lipatan itu ternyataaaa…. Jreng jreng jreng… ternyata itu adalah gambar wanita yang mengenakan kain kafan.

Tenang, tenang, saya tidak akan cerita horor kok untuk postingan kali ini. Saya lupa isi lengkap majalah itu, tapi caption dalam majalah itu adalah jangan sampai kain kafan adalah hijab yang pertama serta terakhir yang kita gunakan.

Buat apa berjilbab?

Jelas, mengikuti apa yang sudah diperintahkan. Silahkan buka QS Al Ahzab ayat 59 serta QS An-Nur ayat 31.

Ah, ga selalu wanita berjilbab itu baik.

Yupz… memang tidak selalu wanita berjilbab itu baik nan Sholehah. Tapi wanita yang baik nan Sholehah pastilah mengenakan jilbab.

Ah, si A pake jilbab Syar’i tapi kelakuan masih amburadul.

Iihhh… Udah atuh, nggak usah fokusin diri ke orang lain. Stop cari pembenaran. Da tiap orang punya prosesnya masing-masing.

Belum dapet hidayah?

Gimana mau dapet, wong kagak dijemput.

Tapi tapi tapi….

Come on, udah atuh, nurut apa yang udah diperintahkan. Mau sampai kapan bergelut dengan ego diri sendiri?

Inget, jangan sampai kain kafan adalah hijab yang pertama serta terakhir yang kita gunakan.

Rumput Tetangga Lebih Hijau

Percaya atau tidak, diluar sana ada saja orang yang ingin ada di posisimu saat ini. Ketika sekitar 1 atau 2 tahun yang lalu, krisis pede melanda di dalam diri saya. Mulailah pikiran-pikiran busuk membisiki, mulai membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain. Dan sungguh, penyakit iri itu sungguh menyakitkan. Bawaannya ngeluh dan menyalahkan diri sendiri atas apa yang sudah ditempuh.

Sampai suatu ketika satu per satu orang-orang yang saya rasa “Lebih Hijau” daripada saya mengatakan, “Enak yah kamu, bisa menjalani hidup ya suka-suka kamu, belum sibuk sama urusan keluarga, atau “Enak yah kamu, punya kakak banyak dan dekat dengan kamu”, “Enak yah kamu dapet tempat kerja yang bosnya mendukung aktifitas kamu”.

Jreng jreng jreng…

Hei hei hei….

Hal-hal seperti ini kayak seperti pentungan buat saya. Banyak hal yang belum saya syukuri dengan baik. Menangani Rasa “Rumput Tetangga Lebih Hijau”, bukan perkara mudah, karena menanganinya harus seumur hidup. Tipsnya simpel, fokus aja sama diri sendiri, ketika melihat orang yang “Lebih Hijau” dari kita, cukup katakan, “MaasyaAllah Tabarakallah”. Nggak percaya? Cobain aja sendiri. 😂😂😂😂

Percayalah, Semua Akan Berlalu

Teruntuk dirimu yang disana,

Yang merasa masalah datang bertubi-tubi,

Yang merasa sudah tidak ada harapan,

Percayalah, semua akan berlalu

Masalah akan terus datang,

Baik kita inginkan maupun tidak,

Dan menghadapi masalah adalah bagian dari pendewasaan diri,

Percayalah, semua akan berlalu,

Percayalah, pundakmu akan kuat membawa semuanya

Yang suatu hari nanti akan kau turunkan satu per satu dari pundakmu

Yang suatu hari, tidak akan ada lagi air mata jika mengingatnya

Yang ada hanya senyuman,

Tanda mengerti, mengapa semua terjadi

Tanda bahwa harus bersiap menghadapi hal baru di depan sana

Percayalah, semua akan berlalu